Minggu, Mei 24, 2009

pembuatan nata de herbal

DISUSUN OLEH
• HILIMI YUSAN ROSIDAH
• MISLAH
• ZARNA FITRI












BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat nata dari air daun perasan kembang sepatu sehingga orang tidak hanya mengenal nata dari air kelapa namun juga bias dari bahan lain, yang dalam hal ini adalah air perasan daun kembang sepatu. Selain itu juga untuk mengetahui konsentrasi ZA, gula, dan asam asetat yang cocok untuk pembuatan nata dari air perasan daun kembang sepatu dengan menggunakan system two level design.
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah bisa air perasan kembang sepatu dijadikan media pembuatan nata?
b. Berapa persen konsentrasi gula, za, dan asam asetat yang ditambahkan kedalam media nata untuk menghasilkan nata dengan berat optimum?
c. Seberapa berpengaruh air perasan daun bunga sepatu sebagai media nata jika dibandingkan dengan air keran biasa?












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KEMBANG SEPATU
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis Linn) adalah tanaman semak yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis.Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawari. Berikut ini merupakan silsilah dari kembang sepatu :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus Rosa Sinensis
Bunga sepatu terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kembang sepatu berfungsi sebagai tanaman hias, selain itu kembang sepatu yang bernama latin Hibiscus rosa-sinensis Linn dapat dimanfaatkan sebagia obat.’’Berdasarkan penelitian di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Rebusan daunnya dapat digunakan untuk obat demam. Selain itu daunnya dapat dipakai sebagai kompres, berlendir, untuk mematangkan bisul,’’ungkap Prof Dr H.Azwar Agoes DAFK,SpFK. Menurutnya, rebusan daun juga dimanfaatkan untuk obat batuk dan obat sariawan. Dapat juga digunakan untuk membantu persalinan,diminum mempercepat kelahiran. ’’Daun dan bunga dilumatkan dipakai sebagai obat bisul dan borok. Sekok untuk kencing bernanah ( gonorrhoe ). ’’Bunga dilumatkan diminum untuk memperlancar haid, untuk obat luar pembersih kulit muka, atau sebagai bahan pewarna makanan, misal mewarnai cuka nira enau ( aren ) menjadi merah,’’( Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional ( SP3T ) Sumatera Selatan ). Prof. Azwar mengatakan, di kepulauan Pasifik bunga ini dijadikan salad. Umumnya ditanam dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Di India bunga digunakan untuk menyemir sepatu dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh. Lebih jauh Prof. Azwar mengatakan, tanaman ini dipakai untuk pengobatan karena memiliki kandungan kimia. Daun, bunga, dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. ’’Variasi bunga dapat dikembangkan karena sifat tumbuhan yang polyploid. Artinya polyploid suatu kondisi sifat genetic yang dapat dibentuk beda dengan induk asli sehingga memberikan turunan yang bermacam,’’ ujarnya. Selai itu Kembang sepatu juga dapat dimanfaatkan sebagai : Batuk disertai Sesak Nafas, Bronkhitis, Gondok, Sakit kepala, Sariawan, Haid tidak teratur, dan mencegah uban ( wikipedia.com ).
2. NATA
Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa dan berbentuk agar serta berwarna putih . Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula. Nata berupa lapisan putih seperti agar, lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat masam. Rasa dan bau masam tersebut dapat dihilangkan dengan cara perendaman dan perebusan dengan air bersih. Pembuatan nata tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak.
3. FERMENTASI
Secara umum, fermentasi merupakan proses produksi energy dalam sel dalam keadaan anaerobic ( tanpa oksigen ). Fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobic, akan tetapi terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobic dengan tanpa akseptor elektroneksternal ( Wikipedia.com ). Fermentasi nata dilakukan pada media cair yang telah diinokulasi dengan starter. Fermentasi berlangsung pada ondisi aerob ( membutuhkan okisgen ). Mikroba tumbuh terutama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai nata terbentuk cukup tebal ( 1,0 – 1,5 cm ). Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari ( semenjak diinokulasi dengan starter ), dan fermentasi diakhiri pada hari ke-15. Jika fermentasi tetap diteruskan, kemungkinan permukaan nata akan mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar.
4. BAKTERI
Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan, dan bakteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyababkan infeksi, sedangkan termasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara itu, yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah bakteri yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia sehingga dapat menghasilkan produk yang berguna.
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasanya membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan gram menunjukkan gram negative. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisanmenyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum ose. Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi karbondioksida dan air. Sifat yang paling menonjol dari bakteri adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa . Selanjutnya selusosa membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu, fase adaptasi ( 0-24 jam, sejak diinokulasi ), fase pertumbuhan awal ( beberapa jam ), fase pertumbuhan eksponensia ( 1-5 hari, fase ini sangat menentukan pembentukan strain acetobacter xylinum dalam membentuk nata ), fase pertumbuhan lambat , fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Bakteri acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5 namun akan tumbuh optimal bila pH 4,3 sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri ini adalah 28 -31 derajat celcius. Bakteri ini dalam pertumbuhannya memerlukan oksigen, sehingga dalam frementasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran msuk ke dalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi . Bakteri ini akan dapat membentuk nata jika diumbuhkan pada media yang diperkaya dengan karbon ( C ), dan nitrogen ( N ), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan serat atau seulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada media tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang seulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain asam asetat, dan sumber karbon.
5. SUMBER NITROGEN
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untukmendukung aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya urea, ammonium fosfat, ammonium sulfat. Namun sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihannya adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain.
6. ASAM ASETAT
Asam asetat atau asam cuka digunakan sebagai penurun pH atau meningkatkan kadar keasaman media. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial ( 99,8 % ). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5-5,5 dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Selain asam asetat dapat pula digunakan asam-asam organic dan asam anorganik lain







BAB III
PROSEDUR KERJA
1. ALAT
• Taperware, sebagai wadah fermentasi berupa baki-baki plastic yang tahan asam dan tahan panas.
• Panci Stainless steel, wadh ini digunakan untuk merebus media yang akan diinokulasi dengan starter. Wadah harus tahan asam dan mudah dibersihkan.
• Kompor, Alat ini digunakan untuk memasak media .
• Timbangan, alat ini digunakan untuk mengukur berat dari media maupun bahan-bahan tambahan yang lain yang akan digunakan.
• Gelas ukur, alat ini digunakan untuk mengukur volume media, starter, atau bahan-bahan lainnya yang akan digunakan.
• Sendok pengaduk, alat yang digunakan untuk mengaduk.
• Saringan, alat yang digunakan untuk menyaring air perasan daun kembang sepatu.

2. BAHAN
• Air perasan daun kembang sepatu, sebagai media nata(dibuat dengan mencampurkan daun kembang sepatu sebanyak 240 gram ke dalam air 2400 mL ( daun ini kemudian diremas-remas hingga perasan airnya mengental ))
• Gula, sebagai sumber karbon bagi acetobacter xylinum.
• ZA, sebagai sumber nitrogenbagi acetobacter xylinum.
• Asam asetat, sebagai pemberi suasana asam dalam fermentasi.
• Starter, Sebagai penghasil nata.
3. CARA KERJA
• Ditimbang 240 gram daun kembang sepatu, lalu ditambahkan air sebanyak 2400 mL dan diremas-remas.
• Setelah itu diambil air perasannya dan disaring.
• Sementara itu timbang bahan-bahan tambahan untuk pembuatan nata seperti ZA, gula, dan asam asetat.
• Air perasan daun kembang sepatu tadi dibagi menjadi delapan bagian yaitu masing-masingnya sebanyak 300 mL,( karena di sini kami menggunakan system two level design )
• Bahan-bahan yang tlah ditimbang tadi dibuat dengan variasi masing-masingnya yaitu low dan high
• Kemudian air yang telah dibagi tadi direbus sampai mendidih dan dimasukkan bahan-bahannya tadi, aduk, dan tuang dalam taper ware
• Segera tutup dalam keadaan panas untuk menghindari kontaminan.
• Lakukan sampai ke delapan bagian air tersebut habis semua.
• Biarkan air perasan daun kembang sepat tersebut dingin, baru setelah itu ditambahkan starter ( proses pendinginan bisa dilakukan setengah hari atau sehari ).
• Beri label pada setiap taper ware untuk lebih memudahkan dalam melakukan pengamatan.
• Inkubasi selama kurang lebih 1 minggu.
• Lihat nata yang paling bagus hasilnya bedasarkan variasi yang telah dilakukan.









BAB IV.
PENGAMATAN DANPEMBAHASAN
Run Gula ZA Asam asetat Volume media setiap 300 mL Berat Nata ( Gram)
1. _ _ _ Gula (+) 2% 0
2. + _ _ (-) 1% 0
3. _ + _ ZA(+) 2% 100
4. + + _ (-) 0.5% 160
5. _ _ + Asam asetat(+) 1% 20
6. + _ + (-) 0.5% 70
7. _ + + 70
8. + + + 80
Air + + + 100


Table pengamatan


Effect gula = 15
Za effect = 28,75
Asam asetat effect = - 20
Pembahasan
Dalam penelitian yang kami lakukan ternya








BAB V.
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa nata juga dapat dibuat dari air perasan dedaunan seperti air perasan daun kembang sepatu. Dan dari percobaan didapatkan bahwa konsentrasi ZA, gula, dan asam asetat yang cocok adalah sebagai berikut:
• Untuk ZA konsentrasi yang cocok yaitu
• Untuk gula konsentrasi yang cocok yaitu
• Untuk asam asetat konsentrasi yang cocok yaitu
2. SARAN

PEMAKAIAN DAUN SUJI DAN KUNYIT SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA LADU ARAI PINANG

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin canggihnya teknologi, produk pangan ─khususnya makanan tradisional─juga harus mampu mempunyai daya saing dengan terus melakukan terobosan baru. Hal ini dilakukan agar produk tersebut bis alebih bervariasi dan tidak ditinggalkan oleh konsumennya.
Begitu juga halnya dengan ladu ─makanan khas Pariaman yang terbuat dari tepung beras─. Namanya kue arai pinang karena untuk mencetaknya digunakan arai pinang. Setelah tepung beras itu dibikin adonan, kemudian di bulat-bulatkan sebesar kelereng, lalu dia di cetak dengan menggu¬nakan cetakan arai pinang. Untuk mudah mengingatnya kue itu diberi nama kue arai pinang. Di Pariaman kue itu disebut dengan ladu. Selama ini ladu hanya dibuat dengan rasa gurih dan belum pernah ada diversifikasi produk. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus,bukan tidak mungkin ladu akan berkurang peminatnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap produk ini.
Untuk lebih diminati oleh konsumen, produk pangan bisa ditambahkan pewarna, perisa, atau dengan melakukan modifikasi bentuknya menjadi lebih beraneka ragam (Wisnu Cahyadi : 2008). Pewarna yang sering digunakan yaitu daun suji dan kunyit karena mempunyai warna yang lebih menarik dan juga mempunyai daya tarik tersendiri.
Selama ini orang hanya memberikan pewarna hanya pada kue-kue basah tapi belum ada percobaan untuk menmbahkan pewarna pada kue yang digoreng misalnya ladu. Kalupun misalnya ada seperti kerupuk itupun dengan menggunakan pewarna sintetis sehingga penulis ingin mencobanya dengan menggunakan pewarna alami yatu dalam hal ini menggunakan daun suji dan kunyit.
Ladu yang selama ini dikenal dan diminati pada saat lebaran saja belum pernah dilakukan pendiversifiksian produk baik rasa apalagi warna. Untuk itu dengan tidak menghilangkan ciri khasnya maka tidak ada salahnya dilakukan diversifikasi produk ke arah yang lebih baik. Karena selama ini belum pernah ada yang melakukan penelitian terhadap ladu ini.
Jika ladu dilakukan diversifikasi produk maka diharapkan ladu tidak hanya diminati pada saat lebaran saja. Akan tetapi juga akan dicari pada saat hari biasa sehingga pendapatan pengusaha ladu bisa lebih meningkat dan taraf perekonomian masyarakat ─khususnya Pariaman─ juga akan semakin membaik. Diversifikasi ini juga tidak akan menghilangkan ciri khas ladu itu sendiri.
2. TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pewarna yang cocok untuk digunakan sebagai pewarna ladu arai pinang.

3. RUMUSAN MASALAH
Penelitian hanya dilkukan untuk pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu dari daun suji dan kunyit.

4. BATASAN MASALAH
• Membandingkan pewarna yang cocok untuk ladu aria pinang yaitu antara daun suji dengan kunyit?









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. MUTU BAHAN PANGAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering ngomongin masalah mutu. Sering diantara kita beranggapan bahwa sebagian besar mutu produk buatan luar negeri lebih baik daripada mutu produk dalam negeri. Atau secara tidak sadar kita sering berkomentar bahwa "wah payah barang/pakaian/makanan atau apa saja produk hasil manusia kita katakan tidak bermutu". Pertanyaan mendasarnya adalah "apa sesungguhnya mutu itu" ? Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus.
Untuk menjawab itu, kadang dengan serta-merta kita dapat mengatakan sesuatu barang akan bermutu apabila: rasa makanan yang enak atau sesuai dengan selera, higienis, ukuran porsi makan yang sesuai, pilihan jenis-jenis (menu) masakan, kecepatan pelayanan, keramahan pelayan, kenyamanan dan keamanan lingkungan, harga yang sesuai. Contoh-contoh diatas merupakan salah satu aspek dari mutu, yaitu berupa hasil. Pertanyaan mengenai apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen/pelanggan merupakan aspek yang penting dalam mutu.
Selain itu dikenal pula istilah Fitness for use, yang memiliki dua aspek utama, yaitu;
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan. Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
2. Bebas dari kekurangan. Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil dan kapasitas, dan memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
Penerapan kosep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam, diantaranya bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Dari aspek konsumen digunakan konsumen untuk memilih produk secara total, bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Mutu juga dapat dinilai sebagai kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas produk yang dihasilkan produsen. Sedangkan definisi mutu berdasarkan ISO/DIS 8402–1992, sebagai karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses, organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan.
Produk-produk bahan pangan dapat dikarakreristik berdasarkan mutunya, dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobiologis. Berdasarkan karakteristik tersebut, profil produk pangan umumnya ditentukan oleh ciri organoleptik kritis, misalnya kerenyahan pada keripik. Namun, ciri organoleptik lainnya seperti bau, aroma, rasa dan warna juga ikut menentukan. Pada produk pangan, pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika (warna, rasa, bau, dan kejernihan), kimiawi (mineral, logam–logam berat dan bahan kimia yang ada dalam bahan pangan), dan mikrobiologi (tidak mengandung bakteri Eschericia coli dan patogen).
2. PEWARNA
Bahan pemberi warna pada kue digunakan agar kue mempunyai tampilan yang menarik dan memberi ciri khas pada beberapa kue tertentu. Bahan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun suji untuk memberi warna hijau dan kunyit untuk memberi warna kuning.
• Daun suji
Cara membuat air daun suji :
1) Ambil segenggam daun suji dan 2-3 helai daun pandan wangi.
2) Cuci, lalu tumbuk kasar.
3) Peras airnya, lalu saring dan tumbuk kembali ampasnya
4) Tuangi sedikit air, uli dan peras seperti pembuatan santan
5) Tumbuk dan peras lagi berulangkali sampai warna hijau pada ampasnya habis.
6) Tambahkan ± 1 sendok teh kapur sirih, aduk rata untuk menjadikan cairan agak kental dan licin.
7) Saring, lalu biarkan satu malam.
8) Tuang perlahan-lahan bagian air yang jernih. Gunakan hanya bagian yang hijau dan kental.
Air daun suji ini dapat tahan sampai beberapa minggu dalam lemari pendingin. Tanpa lemari pendingin, air daun suji dapat tahan beberapa hari asal dituangi air sedikit setelah digunakan sehingga airnya tetap baru. Selain daun suji juga dapat digunakan berbagai macam bunga yang dikeringkan kemudian diseduh dengan air mendidih untuk mengeluarkan warnanya.
• Kunyit
Kunyit merupakan pewarna alami yang dapat memberikan warna kuning pada makanan.
3. BERAS
Berdasarkan macamnya beras dapat dibedakan menjadi beras biasa dan beras ketan. Menurut warnanya dapat dibagi menjadi berasputih dan beras merah, beras ketan putih, beras ketan hitam, dan beras ketan merah, sedangkan berdasarkan teksturnya dibedakan atas beras jenis keras dan ada pula beras jenis lunak (pulen).
Kriteria beras yang kualitasnya baik terdiri dari :
a) Butiran-butiran beras keras dan utuh
b) Berwarna cemerlang dan beraroma segar
c) Tidak berjamur atau berulat
d) Sifatnya bila dimasak kurang mekar, baunya harum. Beras yang lama berbau apek dan sifatnya banyak mengisap air sehingga mekar bila dimasak.
e) Tidak ada kotoran seperti kerikil, pasir, gabah serta beras tidak bercampur antara jenis yang satu dan yang lainnya.
f) Beras bewarna merah mengandung vitamin B1 lebih tinggi, jikadibandingkan dengan beras jenis lainnya.
Jenis kue yang terbuat dari beras banyak ditemui dipasaranseperti: kipang. Sebagai bahan dasar dalam membuat kue pilihlah beras sesuai dengan macam kue yang akan dibuat. Hal ini disebabkan masing-masing jenis kue mempersyaratkan jenis beras tertentu.
4. TEPUNG BERAS
Tepung beras merupakan bahan pokok yang sangat penting da-lam pembuatan kue-kue Indonesia. Dengan munculnya tepung beras yang halus dan kering dipasaran, maka tepung beras untuk pembuatankue-kue sangat mudah untuk didapat. Kualitas kue yang dibuat dari tepung beras yang baru ditumbuk lebih baik dibandingkan dengan kue yang dibuat dari tepung beras ke- ring yang banyak dijual dipasaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian tepung beras sebagai bahan dasar kue :
a) Sebaiknya menggunakan tepung yang halus dan baru ditumbuk. Agar tepung tidak cepat menjadi asam, letakkan beberapa lombok merah utuh atau sobekan-sobekan daun pisang di dalam tepung.
b) Adonan dari tepung beras sebaiknya dibuat dengan menggunakan cairan panas agar kue yang dihasilkan tidak keras dan adonan tidak mengendap kecuali adonan yang harus difermentasi menggunakantape dan ragi
c) Untuk adonan dari tepung beras jenis keras, tambahkan sedikit tepung kanji supaya tidak kaku.
d) Memasak kue dari tepung beras harus sampai tanak betul agar enak, kenyal dan tidak cepat basi.
Kue Indonesia yang berbahan dasar tepung beras sangat banyak jenis dan macamnya. Tepung beras dapat dijadikan kue dengan cara direbus, dikukus, digoreng, digongseng dan dibakar. Diantara kue yang terbuat dari tepung beras adalah : kue mangkok, lapis, talam, arai pinang, kue kering, sagun-sagun, nagasari, kembang loyang dan seba-gainya.
5. KUE YANG DIGORENG
Menggoreng merupakan teknik dasar dalam masak memasak. Pada cara ini makanan dimatangkan dengan menggunakan minyak yang telah dipanaskan dalam wajan atau panci khusus. Tetapi hasil akhir gorengan yang kita inginkan membutuhkan teknik menggoreng yang khusus pula. Untuk kue-kue yang digoreng, hal yang perlu diperhatikan adalah suhu minyak goreng harus sesuai dengan jenis makanan yang digoreng. Ada yang memerlukan minyak panas dan ada pula yang harus digoreng dengan menggunakan minyak dingin terlebih dahulu. Namun pada umumnya diperlukan api besar pada permulaan menggoreng dan setelah kue setengah kering api perlu dikurangi agar kue dapat menjadi kering tetapi tidak berwarna tua (gosong). Kue yang termasuk jenis ini adalah keripik, kue telur belanak, kue keciput, kue kembang loyang, kue arai pinang dan lain-lain.
6. LADU ( KUE ) ARAI PINANG
Namanya kue arai pinang karena untuk mencetaknya digunakan arai pinang. Setelah tepung beras itu dibikin adonan, kemudian dibulat-bulatkan sebesar kelereng, lalu dia di cetak dengan menggu¬nakan cetakan arai pinang. Untuk mudah mengingatnya kue itu diberi nama kue arai pinang. Di Pariaman kue itu disebut dengan ladu. Dari kecil sampai hari ini saya suka sekali memakan kue arai pinang, karena keharumannya, karena kegurihannya. Bahannya murah, hanya dari tepung beras, dan membikinnyapun tidak begitu sulit, dan dia cocok dengan selera. Bahannya murah, hanya dari tepung beras, dan membikinnyapun tidak begitu sulit, dan dia cocok dengan selera.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. ALAT
• Wajan, sebagai wadah untuk menggoreng ladu yang telah dicetak.
• Kompor, sebagaipemanas.
• Sendok penggorengan, untuk mengaduk ladu yang sedang digoreng agar masaknya rata.
• Timbangan, untuk menimbang bahan yang digunakan dalam pembuatan ladu.

2. BAHAN
• Tepung beras, sebagai bahan dasar pembuatan ladu arai pinang.
• Kapur tohor, digunakan agar ladu yang dihasilkan terasa gurih dan renyah.
• Garam, sebagai penguat rasa.
• Air, untuk menyatukan tepung sehingga bias dibuat menjadi adonan.
• Minyak goreng, untuk menggoreng ladu yang telah dicetak.
• Air perasan daun pandan, sebagai pewarna.
• Air kunyitsebagai pewarna

3. CARA KERJA
• Siapkan alat dan bahan.
• Ayak tepung beras yang telah disiapkan agar pekerjaan pembuatan ladu lebih bersih
• Aduk-aduk tepung tadi dengan penambahan garam dan kapur tohor sampai semuanya tercampur rata.
• Bagi bahan menjadi dua bagian.
• Bagian pertama tambahkan larutan daun suji dan bagian dua tambahkan air kunyit.
• Setelah itu masing-maingnya masukkan air sedikit demi sedikit karena kalau dimasukkan sekaligus dikhawatirkan airnya kebanyakan sehingga adonan menjdi sangat encer dan tidak bisa dicetak.
• Aduk terus sampai adonan menjadi kalis dan sudah bias dibulatkan ( dicetak ).
• Bulatkan ( cetak ) adonan menjadi sebesar kelereng kemudian pipihkan.
• Masukkan dalam minyak yang telah dipanaskan, aduk-aduk agar masaknya merata. Biarkan sampai agak berwarna coklat muda.
• Angkat. Setelah itu bandingkan warna yang cocok untuk ladu dilihat dari setelah ladu selesai digoreng.
• Amati perbedaannya dengan membiarkan dalam jangkja waktu tertentu

4. DIAGRAM ALIR






































5. TABEL PENGAMATAN
Pewarna daun suji Pewarna kunyit
Ladu

Rabu, Mei 20, 2009

gugus kendali mutu

GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
MAKSUD
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan. Sistim ini dilaksanakan melalui pemasyarakatan cara pandang, cara analisa dan diagnosa dan solusi sesuatu masalah (inefisiensi, produktivitas rendah dan rendahnya mutu pekerjaan/produk) di lingkungan kerja seluruh jajaran SDM perusahaan, sehingga dapat membentuk kebiasaan (habit) yang diterapkan dalam etos kerja dan budaya produksi kompetitif.
Fungsi dan kegunaan GKM adalah (1) Penerapan/pentradisian GKM di lingkungan perusahaan IKM akan ikut mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata dalam kehidupan perusahaan sehari-hari, sehingga hasilnya akan jauh lebih efektif daripada sistim ceramah teori yang sering terkendala oleh daya-serap peserta dari kalangan IKM dan (2) Apabila pemasyarakatan GKM dapat diterapkan semakin meluas di kalangan IKM, hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan dan pertumbuhan IKM terutama oleh faktor pendorong knowledge-based.
Maksud pelatihan GKM adalah untuk menghasilkan suatu konsep baru untuk meningkatkan mutu dan dan produktivitas kerja industri/jasa.
Pengertian GKM di dalam perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri 3 - 8 orang dari unit kerja yang sama dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
GKM ini adalah untuk mendaya gunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan keuntungan semua pihak termasuk produsen, karyawan, konsumen maupun pemerintah.
TUJUAN
Tujuan GKM adalah untuk mendayagunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti luas.
Tujuan penerapan GKM, antara lain untuk : 1. Peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah. 2. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya 3. Peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target 4. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku 5. Peningkatan hubungan yang secara antara atasan dan bawahan. 6. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja 7. Peningkatan kepuasan kerja.
8. Pengembangan tim (Gugus Kendali Mutu)
PENGERTIAN GKM
Upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja baik dunia usaha maupun birokrasi perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuannya secara optimal.
GKM adalah salah satu konsep baru untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja industri/jasa. Terbukti bahwa salah satu factor keberhasilan industrialisasi di Jepang adalah penerapan GKM secara efektif. Karena keberhasilan ini, sejumlah negara industri maju dan sedang berkembang termasuk Indonesia, menerapkan GKM diperusahaan-perusahaan industri guna meningkatkan mutu, produktivitas dan daya saing.
GKM adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dar 3 – 8 orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. GKM merupakan bagian integral dari PMT dalam suatu organisasi.
Tujuan GKM ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan / instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti luas. PENGERTIAN GKM Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian 3 Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan, proses, produk, lingkungan dan lain-lain. Tema perbaikan / objek dapat berasal dari anggota gugus, fasilitator, ketua GKM atau pimpinan perusahaan / organisasi.
Penerapan GKM secara konsisten pada perusahaan akan sangat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain : Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah
- Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya
- Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target
- Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
- Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
- Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
- Peningkatan kepuasan kerja
- Pengembangan tim (gugus kendali mutu)

1. SARANA PENGENDALIAN MUTU

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, GKM memutar roda Deming (PDCA) dan melakukan 8 langkah dan 7 alat secara berkesinambungan yaitu :
a. DELAPAN LANGKAH
Delapan Langkah yang digunakan meliputi :
P berarti “Planning” (perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu :
L1 : Menentukan pokok masalah
L2 : Membahas penyebab
L3 : Menguji Penyebab
L4 : Menyusun rencana penanggulangan
D berarti “Do” (pelaksanaan) meliputi 1 langkah yaitu :
L5 : Pelaksanaan penanggulangan
C berarti “Check” (meneliti hasil) meliputi 1 langkah yaitu :
L6 : Meneliti hasil
A berarti “Action” (tindakan) meliputi 2 langkah yaitu :
L7 : Standarisasi
L8 : Langkah berikutnya
b. TUJUH ALAT
Tujuh alat yang digunakan meliputi :
1) Check Sheet aatau Lembar Pengumpul Data
Check Sheet adalah merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas atau kuantitas barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat /dikumpulkan dapat mengambil suatu gambaran, kesimpulan ataupun keputusan yang akurat. Tanpa mempunyai data membuat pengambilan kesimpulan/keputusan ataupun rencana tindakan hanya berdasarkan kira-kira saja, sehingga bukan suatu yang mustahil akhirnya kesimpulan/keputusan akan jauh dari yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara lain :
- Sasarannya harus jelas
- Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran
- Dapat diisi dengan mudah dan cepat
- Dapat disimpulkan dengan cepat

Secara umum Check Sheet dibagi dalam 3 jenis dengan fungsinya masing-masing :
a) Check Sheet
Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan yang telah ditentukan sasaran/keperluannya dengan kolom jumlah/ukuran barang atau kegiatan yang diperiksa dengan penentuan waktu yang teratur ataupun bebas.
Fungsi Check Sheet :
- untuk menghitung jumlah produksi/jasa yang dihasilkan
- untuk menghitung kerusakan/kesalahan produk yang dibuat
- untuk mengukur bentuk (panjang/volume hasil produksi)
- untuk mengukur keadaan/kondisi alat/hasil produksi
- untuk mengukur waktu proses pekerjaan
b) Check List
Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan yang telah ditentukan sasaran/keperluannya, kegiatan yang dicocokkan keberadaanya/jumlahnya dengan penentuan waktu yang tertentu

Fungsi Check List
- untuk mencocokkan ukuran hasil produksi dengan standar
- untuk mencocokkan jumlah pengiriman dengan pesanan
- untuk mencocokkan barang dengan jumlah yang dibawa/dikirim
- untuk mengontrol jenis barang yang dibeli c) Check drawing
Suatu lembaran yang berisi gambar barang yang telah ditentukan untuk diperiksa keadaannya dan setiap barang menggunakan lembar yang berbeda.
Fungsi Drawing :
-untuk menunjukkan posisi/lokasi kerusakan
- untuk mencocokkan posisi pemasangan bagian barang produksi
- untuk pengontrolan lokasi masalah yang akan/telah diselesaikan

2) Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk :
- menunjukkan masalah utama/pokok masalah
- menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan
- menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan

3) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) Disebut juga “ Grafik Tulang Ikan”, yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.

Penggunaan Analisis Sebab Akibat :
- Untuk mengenal penyebab yang penting
- Untuk memahami semua akibat dan penyebab
- Untuk membandingkan prosedur kerja
- Untuk menemukan pemecahan yang tepat
- Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan
- Untuk mengembangakan proses

Beberapa pokok yang perlu diingat adalah sebagai berikut :
a) Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus, dan semua anggota harus benar-benar ikut terlibat didalam menganalisis penyebabnya
b) Harus diperoleh sejumlah ide (penyebab)
c) Harus didorong untuk melakukan acara secara bebas
d) Tidak diperkenankan untuk mengeritik
e) Penyebab tersebut harus terkumpul lebih dahulu sebelum sesorang mengambil tindakan pemecahan. Seringkali semua informasi ide ditulis pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk dipertimbangkan dalam waktu seminggu guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti yang terlintas dalam pemikiran mereka.

f) Para anggota diminta untuk memberi tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan paling penting.

4) Histogram
Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan distribusi yang diperoleh bila mana dat dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari peubah berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.

Diagram Tebar (Scatter Diagram) Menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam suatu diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab dan akibat.

6) Grafik
Grafik adalah kumpulan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar secara sistematis

laporan spektrofotometri

Disusun oleh
ZARNA FITRI
0721025

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.I
AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
2009
SPEKTROFOTOMETRI

1. TUJUAN
• Mempelajari dan memahami peralatan spektrofotometeri
• Mempelajari dan memahami sifat serapan suatu larutan terhadap variasi panjang gelombang
• Penentuan campuran dua komponen dalam larutan secara spektrofotometri

2. PRINSIP PERCOBAAN

3. TEORI DASAR
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, pnjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah :
• Dapat digunakan secara luas
• Memiliki kepekaan yang tinggi
• Keseletifannya cukup baik
• Tingkat ketelitian tinggi

Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah
• Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi
• Penyerapan komponen-komponen tersebut tiak sama
• Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu

Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda spektrofotometri harus memenuhi hukum Lambert-Beer, yaitu
• Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorbsi,maka berkurangnya intensitas cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas cahaya tersebut
• Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan intensitas cahaya
Dari hukum Lambert Beer didapat rumus sebagai berikut
A = a.b.c A = -log T
Rumus yang digunakan untuk analisis dua komponen adalah :
A1 = ax1. b. cx + ay1 . b . cy
A2 = ax2 . b. cx + ay2 . b . cy
Dimana :
A1 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum pertama
A2 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum kedua
C = konsentrasi larutan
Keabsahan Hukum Beer
Kondisi berikut adalah keabsahan hukum Beer. Cahaya yang digunakan harus monokromatis, bila tidak demikian maka akan diperoleh dua nilai absorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut tidak diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbsi yang berlawanan. Larutan yang bersifat memancarkan pendar-fluor atau suspensi tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi reaksi kimia seperti polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku.

Cara Kerja Spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200-650 nm ( 650-1100 nm ) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup ” nol ” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buk fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan ” nol ” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakn tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.


4. PROSEDUR KERJA
Alat Utama dan Bahan
Spektrofotometer Shimadzu UV-1700 Larutan metilen blue 0,05 %
Labu ukur Larutan metilen red 0,05 %
Pipet gondok HCl 0,1 M
Buret akuades

Cara Kerja
Pembuatan Larutan Standar
• Pipet 1 mL larutan metilen blue 0,05 % ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan HCl 0,1 M sampai tanda batas
• Pipet 1 mL larutan metilen red 0,05 % ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan HCl 0,1 M sampai tanda batas
• Minta larutan tugas pada asisten
• Buat spektrum serapan dari kedua larutan. Tentukan nilai A pada kedua λmaks
• Dari larutan standar, hitung nilai Є dari kedua standar pada kedua λmaks . kemudian hitung konsentrasi masing-masing komponen dari larutan tugas.
5. DATA DAN PEMBAHASAN
(nm) Am Ab Azarna Apipit Afaico Asupandi Adarwin
Λm 517 0,172 0,043 0,019 0,017 0,015 0,019 0,018
Λb 663,8 0,001 0,808 0,044 0,052 0,061 0,069 0,081


Untuk metil red
Am = Єm . b . Cm

C

6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA
• Day, R.A,J.R dan A.L Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
• Hafnimardiyanti dan Martalius. 2009. Penuntun Praktikum Instrumen Analisis I. Padang : ATIP.
• Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
• Sastrohamidjojo, Hardjono. 1992. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

Minggu, Mei 03, 2009

KUPAKSAKAN SENYUM ITU


Senyum itu dipaksakan

Seolah merasakan keindahan

Senyum itu ditorehkan

Seolah unjuk kebolehan

Yang tak pernah terperikan

Seakan merasa kemenangan

Kemenangan yang ada

Dalam hayalan

Yang menaungi

Sebuah tangisan

Yang tak bisa meluap

Walau tsunami sekalipun menghadang

Senyuman itu bagai

Keringat dingin yang membanjiri

Tubuhnya

Keringat yang mewakili

Derai tangisan

Yang tak bisa ruah

Menyaksikan indahnya perdamaian

LAGI-LAGI


Hari ini ada berita lagi

Masih tentang itu lagi

Paru-paru dunia itu berasap lagi

Yang membuat kita terbatuk lagi

Harus memakai masker lagi

iii…aku jadi ngeri lagi

Besoknya beritalagi

Lagi-lagi masih itu lagi

Kenapa mereka masih seperti itu lagi

Seakan mati tak takut lagi

Penjara apa lagi

Orang-orang pada bilang lagi

Mereka itu lebih kejam lagi

Daripada rayap apalagi

Bagai tak ada hari lagi

Lagi-lagi

Mereka terus seperti itu lagi

Ibarat semua tak mesti disesali lagi

Meski membuat semua orang mati, lagi

LANGKAH KEMENANGAN


Hari ini entah mengapa

Bumi ini terasa menyesakkan perjalananku

Membuatku ragu ‘tuk melangkah

Langit ini menghempaskan penglihatanku

Memaksaku larut dalam kekaburan

Biduk tak berpendayung ini

Serasa oleng terhempas gelombang

Yang ragu ‘tuk mencapai tepian

Apa arti semua ini?

Ada apa ini?

Tak tahan perasaan ini mulai mendidih

Hampir……tak terbangkitkan

Bibir bercerita tanpa suara

Membuatku bertambah heran

Tak tahan lagi

Akhirnya biduk mulai melangkah lagi

Mencapai tepian seberang sana

Mencari jawaban tuk melegakan

Dan semua ini mulai berharga

Pulau mulai kelihatan

Ombak mulai beriak

Bumi terasa dingin

Langit menebar pesona

Semua bahagia

Menyambut kemenanganku

Yang kutoreh

Dengan tinta ini

LANGKAH PENANTIAN


Hari itu aku berjalan

Tanpa arah temani sepi

Ku lirik kiri

Ada Ucok sedang memelas

Dari sebuah surga kasihan

Tiada sahutan

Ketika Ucok datang semrawut

Yang ‘kan terus membukit

Tanpa lembah yang menerjuni

Ku lirik kanan

Ada delapan mulut yang ingin rasakan sebuah nasi

Seperti panas yang nantikan hujan

Hujan yang tak akan pernah datang

Seakan menunggu tanpa batas

Menanti tiada henti

Mengejar yang tak berpijar

Kuayun terus langahkuu

Aku tak ingin melihat lagi

Aku hanya menanti

Kapan penantian akan dihentikan

Dan……….

Kapan menanti tanpa ada penantian

MATA ANGINKU


Mungkin aku lahir

Tanpa bekal

Karena memang begitu

Mungkin aku “gede”

Tanpa harapan

Karena memang begitu

Mungkin aku lepaskan dunia

Tanpa isakan

Karena……..

Karena memang begitu

Aku berjalan pada tanah

Tanah yang retak

Aku teguk air

Air yang keruh

Aku sapa dunia

Dunia durjana yang angkuh

Lalu…….

Ke manakah arah mata anginku

Ke barat, timur, utara, ataukah

Selatan yang akan kutuju

Atau tidak sama sekali

Tuhan…..

Tolong aku dalam kegelapan ini

Kegelapan yang membara

Seakan hidupku hanya sia-sia

MANUSIA BODOH


Begitu banyak kecanggihan

Yang kau lihat saban hari

Engkau hanya lihat saja

Dan tak bisa cegat

Semua yang iringi mudharat

Semua kau tatap

Seakan kau tak tegap

Walau dirimu kan tertancap

Namun, tak pernah berharap

Aku semakin tak mengerti

Begitu lugunya wajahmu

Berjuanglah……….

Kalahkan gerigi

Kalahkan pemukul

Kalahkan wajah beringas

Kalahkan kerakusan

Mengapa hanya bisu

Apa kau terpana

Seakan tak pernah lihat saja

Kalau pergi ke kota

Mungkin kau lebih tak bisa apa-apa

Kumpulkan daun hijaumu, ranting tajammu

Serta batang kokohmu

Basmi, agar burung siulkan gembira

Agar dirimu

Tak lagi terpana

MANUSIA AGUNG


Wahai manusai agung

Mengapa hening dalam kebisingan

Seakan tak tampak dirimu di sana

Bisakah kau mendengar

Sesaknya nafas di nadi ini

Merunduk dengan sangat, dengan pilu

Tapi……

Sinarmu seakan hilang di sana

Hingga kau tak sadar akan mereka

Padahal raja siang masih di singgasananya

Berada tepat di atasmu

Wahai manusia agung

Kemana gelombang perasaanmu

Mungkinkah terhempas ombak ke

Tengah lautan

Tersangkut di pulau Angsa Dua

Ada apa dengan dirimu?

Manusia dermawan

Apa mata hatimu takut terbuka?