Minggu, Mei 24, 2009

pembuatan nata de herbal

DISUSUN OLEH
• HILIMI YUSAN ROSIDAH
• MISLAH
• ZARNA FITRI












BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat nata dari air daun perasan kembang sepatu sehingga orang tidak hanya mengenal nata dari air kelapa namun juga bias dari bahan lain, yang dalam hal ini adalah air perasan daun kembang sepatu. Selain itu juga untuk mengetahui konsentrasi ZA, gula, dan asam asetat yang cocok untuk pembuatan nata dari air perasan daun kembang sepatu dengan menggunakan system two level design.
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah bisa air perasan kembang sepatu dijadikan media pembuatan nata?
b. Berapa persen konsentrasi gula, za, dan asam asetat yang ditambahkan kedalam media nata untuk menghasilkan nata dengan berat optimum?
c. Seberapa berpengaruh air perasan daun bunga sepatu sebagai media nata jika dibandingkan dengan air keran biasa?












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KEMBANG SEPATU
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis Linn) adalah tanaman semak yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis.Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawari. Berikut ini merupakan silsilah dari kembang sepatu :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus Rosa Sinensis
Bunga sepatu terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kembang sepatu berfungsi sebagai tanaman hias, selain itu kembang sepatu yang bernama latin Hibiscus rosa-sinensis Linn dapat dimanfaatkan sebagia obat.’’Berdasarkan penelitian di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Rebusan daunnya dapat digunakan untuk obat demam. Selain itu daunnya dapat dipakai sebagai kompres, berlendir, untuk mematangkan bisul,’’ungkap Prof Dr H.Azwar Agoes DAFK,SpFK. Menurutnya, rebusan daun juga dimanfaatkan untuk obat batuk dan obat sariawan. Dapat juga digunakan untuk membantu persalinan,diminum mempercepat kelahiran. ’’Daun dan bunga dilumatkan dipakai sebagai obat bisul dan borok. Sekok untuk kencing bernanah ( gonorrhoe ). ’’Bunga dilumatkan diminum untuk memperlancar haid, untuk obat luar pembersih kulit muka, atau sebagai bahan pewarna makanan, misal mewarnai cuka nira enau ( aren ) menjadi merah,’’( Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional ( SP3T ) Sumatera Selatan ). Prof. Azwar mengatakan, di kepulauan Pasifik bunga ini dijadikan salad. Umumnya ditanam dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Di India bunga digunakan untuk menyemir sepatu dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh. Lebih jauh Prof. Azwar mengatakan, tanaman ini dipakai untuk pengobatan karena memiliki kandungan kimia. Daun, bunga, dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. ’’Variasi bunga dapat dikembangkan karena sifat tumbuhan yang polyploid. Artinya polyploid suatu kondisi sifat genetic yang dapat dibentuk beda dengan induk asli sehingga memberikan turunan yang bermacam,’’ ujarnya. Selai itu Kembang sepatu juga dapat dimanfaatkan sebagai : Batuk disertai Sesak Nafas, Bronkhitis, Gondok, Sakit kepala, Sariawan, Haid tidak teratur, dan mencegah uban ( wikipedia.com ).
2. NATA
Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa dan berbentuk agar serta berwarna putih . Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula. Nata berupa lapisan putih seperti agar, lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat masam. Rasa dan bau masam tersebut dapat dihilangkan dengan cara perendaman dan perebusan dengan air bersih. Pembuatan nata tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak.
3. FERMENTASI
Secara umum, fermentasi merupakan proses produksi energy dalam sel dalam keadaan anaerobic ( tanpa oksigen ). Fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobic, akan tetapi terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobic dengan tanpa akseptor elektroneksternal ( Wikipedia.com ). Fermentasi nata dilakukan pada media cair yang telah diinokulasi dengan starter. Fermentasi berlangsung pada ondisi aerob ( membutuhkan okisgen ). Mikroba tumbuh terutama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai nata terbentuk cukup tebal ( 1,0 – 1,5 cm ). Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari ( semenjak diinokulasi dengan starter ), dan fermentasi diakhiri pada hari ke-15. Jika fermentasi tetap diteruskan, kemungkinan permukaan nata akan mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar.
4. BAKTERI
Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan, dan bakteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyababkan infeksi, sedangkan termasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara itu, yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah bakteri yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia sehingga dapat menghasilkan produk yang berguna.
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasanya membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan gram menunjukkan gram negative. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisanmenyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum ose. Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi karbondioksida dan air. Sifat yang paling menonjol dari bakteri adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa . Selanjutnya selusosa membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu, fase adaptasi ( 0-24 jam, sejak diinokulasi ), fase pertumbuhan awal ( beberapa jam ), fase pertumbuhan eksponensia ( 1-5 hari, fase ini sangat menentukan pembentukan strain acetobacter xylinum dalam membentuk nata ), fase pertumbuhan lambat , fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Bakteri acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5 namun akan tumbuh optimal bila pH 4,3 sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri ini adalah 28 -31 derajat celcius. Bakteri ini dalam pertumbuhannya memerlukan oksigen, sehingga dalam frementasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran msuk ke dalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi . Bakteri ini akan dapat membentuk nata jika diumbuhkan pada media yang diperkaya dengan karbon ( C ), dan nitrogen ( N ), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan serat atau seulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada media tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang seulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain asam asetat, dan sumber karbon.
5. SUMBER NITROGEN
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untukmendukung aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya urea, ammonium fosfat, ammonium sulfat. Namun sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihannya adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain.
6. ASAM ASETAT
Asam asetat atau asam cuka digunakan sebagai penurun pH atau meningkatkan kadar keasaman media. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial ( 99,8 % ). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5-5,5 dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Selain asam asetat dapat pula digunakan asam-asam organic dan asam anorganik lain







BAB III
PROSEDUR KERJA
1. ALAT
• Taperware, sebagai wadah fermentasi berupa baki-baki plastic yang tahan asam dan tahan panas.
• Panci Stainless steel, wadh ini digunakan untuk merebus media yang akan diinokulasi dengan starter. Wadah harus tahan asam dan mudah dibersihkan.
• Kompor, Alat ini digunakan untuk memasak media .
• Timbangan, alat ini digunakan untuk mengukur berat dari media maupun bahan-bahan tambahan yang lain yang akan digunakan.
• Gelas ukur, alat ini digunakan untuk mengukur volume media, starter, atau bahan-bahan lainnya yang akan digunakan.
• Sendok pengaduk, alat yang digunakan untuk mengaduk.
• Saringan, alat yang digunakan untuk menyaring air perasan daun kembang sepatu.

2. BAHAN
• Air perasan daun kembang sepatu, sebagai media nata(dibuat dengan mencampurkan daun kembang sepatu sebanyak 240 gram ke dalam air 2400 mL ( daun ini kemudian diremas-remas hingga perasan airnya mengental ))
• Gula, sebagai sumber karbon bagi acetobacter xylinum.
• ZA, sebagai sumber nitrogenbagi acetobacter xylinum.
• Asam asetat, sebagai pemberi suasana asam dalam fermentasi.
• Starter, Sebagai penghasil nata.
3. CARA KERJA
• Ditimbang 240 gram daun kembang sepatu, lalu ditambahkan air sebanyak 2400 mL dan diremas-remas.
• Setelah itu diambil air perasannya dan disaring.
• Sementara itu timbang bahan-bahan tambahan untuk pembuatan nata seperti ZA, gula, dan asam asetat.
• Air perasan daun kembang sepatu tadi dibagi menjadi delapan bagian yaitu masing-masingnya sebanyak 300 mL,( karena di sini kami menggunakan system two level design )
• Bahan-bahan yang tlah ditimbang tadi dibuat dengan variasi masing-masingnya yaitu low dan high
• Kemudian air yang telah dibagi tadi direbus sampai mendidih dan dimasukkan bahan-bahannya tadi, aduk, dan tuang dalam taper ware
• Segera tutup dalam keadaan panas untuk menghindari kontaminan.
• Lakukan sampai ke delapan bagian air tersebut habis semua.
• Biarkan air perasan daun kembang sepat tersebut dingin, baru setelah itu ditambahkan starter ( proses pendinginan bisa dilakukan setengah hari atau sehari ).
• Beri label pada setiap taper ware untuk lebih memudahkan dalam melakukan pengamatan.
• Inkubasi selama kurang lebih 1 minggu.
• Lihat nata yang paling bagus hasilnya bedasarkan variasi yang telah dilakukan.









BAB IV.
PENGAMATAN DANPEMBAHASAN
Run Gula ZA Asam asetat Volume media setiap 300 mL Berat Nata ( Gram)
1. _ _ _ Gula (+) 2% 0
2. + _ _ (-) 1% 0
3. _ + _ ZA(+) 2% 100
4. + + _ (-) 0.5% 160
5. _ _ + Asam asetat(+) 1% 20
6. + _ + (-) 0.5% 70
7. _ + + 70
8. + + + 80
Air + + + 100


Table pengamatan


Effect gula = 15
Za effect = 28,75
Asam asetat effect = - 20
Pembahasan
Dalam penelitian yang kami lakukan ternya








BAB V.
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa nata juga dapat dibuat dari air perasan dedaunan seperti air perasan daun kembang sepatu. Dan dari percobaan didapatkan bahwa konsentrasi ZA, gula, dan asam asetat yang cocok adalah sebagai berikut:
• Untuk ZA konsentrasi yang cocok yaitu
• Untuk gula konsentrasi yang cocok yaitu
• Untuk asam asetat konsentrasi yang cocok yaitu
2. SARAN

Tidak ada komentar: